Bakat Besar Dibalik Gangguan Hiperaktif

Bakat Besar Dibalik Gangguan Hiperaktif

duniiakesehatan.com – Bakat Besar Dibalik Gangguan Hiperaktif, Tidak semua anak berbakat punya perilaku layaknya anak-anak normal.Ada juga di antara mereka yang memiliki gangguan autisme dan pemusatan perhatian. Saat berusia batita Jason dikenal sebagai bocah hiperaktif dan ADHD(gangguan pemusatan perhatian).

Ia tak pernah bisa diam dan kadangmenunjukkan agresivitasnya. Ia sangat hobi mengutak-atik sekaligusmerusak atau menghancurkan barang-barang di rumahnya. Karenasikapnya itu, orang tua Jason membiarkan rumahnya kosong melompong. Di balik itu Jason juga termasuk sosok pendiam dan sulit bergaul.

Namun, tak ada yang menyangka, bocah hiperaktif macam Jason ternyatamemiliki kelebihan super yang tak dimiliki anak-anak seusianya.Kecerdasannya di bidang matematika luar biasa. Tak heran jika diusia 10 tahun ia sudah bisa masuk SMP dan di usia 13 tahun sudahduduk di bangku kelas 2 SMU.

Baca juga : 10 Cara Tepat Mendidik Anak Hiperaktif

Jason, menurut Dr. Reni Akbar Hawadi, M.Psi., termasuk kategori anak-anak gifted (berbakat) sekaligus handicapped (memilikihambatan). “Di satu sisi, dia merupakan sosok hiperaktif yangditandai dengan berbagai perilaku agresifnya. Di sisi lain, ia jugamerupakan seorang jenius karena memiliki IQ 145 poin, selainkreativitasnya yang tinggi,” ungkap pengajar di Fakultas PsikologiUniversitas Indonesia yang juga peneliti anak-anak berbakat.

BERBAKATKAH ANAK ANDA?

Hal senada diungkapkan Astri S. Widianti, Psi., psikolog dari EssaConsulting Group. Menurutnya, anak berbakat adalah mereka yangmemiliki kelebihan di atas anak-anak normal. Kelebihan itu punsetidaknya mencakup tiga hal yang sebagian sudah bisa ditunjukkan diusia batita.

* IQ tinggi
IQ tinggi ditandai dengan ingatan yang kuat. Otaknya seolahberfungsi bak mesin pemotret. Kalau orang tua menjelaskan berbagaijenis kendaraan kepada si anak, contohnya, maka keesokan harinya iasudah mampu mengingat dan menyebutkan semua kendaraan yangdijelaskan tadi sampai detail. Selain itu, perbendaharaan katanyarelatif luas/banyak, sehingga biasanya gemar nimbrung ketika orangtuanya bercakap-cakap.Ia pun mampu berpikir logis dan kritis, sehingga saat menginjak usia prasekolah ia sudah mampu memecahkan soal-soal aljabar sederhana.
Kejeniusannya terlihat dari kesenangannya mempelajari berbagaibacaan tebal seperti kamus, ensiklopedi, dan sejenisnya, serta mampu memecahkan berbagai soal dengan cepat, selain cepat pula menemukan kesalahan maupun kekeliruan. Tak jarang anak juga menunjukkan kemampuan supernya seperti mampu membaca lebih cepat di usia yang relatif lebih muda dibanding anak sebayanya. Kadang kemampuan membaca ini muncul tanpa pernah diajari sebelumnya secara khusus.

* Kaya Kreativitas
Kreativitas ditandai oleh dorongan ingin tahu yang sangat besar, sering mengajukan pertanyaan yang berbobot, memberi banyak gagasan dan usulan terhadap suatu masalah, bebas saat menyatakan pendapat,memiliki rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, punya pendapat sendiri, dapat mengutarakan pendapatnya dan tak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain, punya rasa humor yang tinggi,daya imajinasinya kuat, serta orisinalitasnya tinggi yang tampakkala ia mengungkapkan gagasan, buah pikiran, dan sejenisnya. Selain itu, ia juga mampu bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal baru, dan mampu mengembangkan/merinci suatu gagasan (kemampuan elaborasinyabagus).

* Motivasi Kuat
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama dan tak mau berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk menunjukkan prestasi, ingin mendalami materi/bidang pengetahuan yangdiberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepatpuas dengan prestasi yang diraihnya), menunjukkan minat terhadap aneka masalah “orang dewasa” semisal soal pembangunan, korupsi,keadilan, dan sebagainya.

Ia pun senang dan rajin belajar serta penuh semangat, hingga cepat bosan pada tugas-tugas rutin, memiliki orientasi pada tujuan-tujuan jangka panjang disamping bisa menunda pemuasan kebutuhan sesaat. Singkatnya, “Jika seorang anak memiliki tiga kriteria tersebut, maka ia termasuk anak berbakat,” tandas Reni.Ia lalu menuturkan, saat ini memang terjadi perdebatan besar mengenai anak-anak berbakat (gifted) dengan disability learning(kesulitan belajar). Sayangnya, berbagai gangguan dan kekuranganyang ditunjukkan sang anak kerap menutup mata orang tua untuk melihat berbagai kelebihan di baliknya.

BELUM POPULER

Memang, tidak semua anak autis memiliki kelebihan-kelebihan yangdimiliki anak-anak gifted. Penyandang autisme umumnya memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata, bahkan 70% di antaranya menunjukkan retardasi mental. Mereka juga kurang mampu berkonsentrasi, sehingga memerlukan terapi secara rutin. Kendati begitu, tidak sedikit penyandang autisme ataupun anakhiperaktif yang memiliki bakat luar biasa dan ber-IQ tinggi. Sepintas, anak-anak ini umumnya terlihat hiperaktif, kurang konsentrasi, ceroboh, pembosan dan kadang agresif. Padahal, dalam dirinya tersimpan potensi yang sangat besar.Itulah mengapa, cara pandang bahwa keberbakatan hanya bisa dimiliki anak-anak normal harus diubah. Anak berbakat tidak mengenal batasan negara, strata sosial, dan berbagai kekurangan ataupun gangguan perilaku yang dimiliki seorang anak. Kalau sudah ditakdirkan gifted,ya gifted.

Memang kategori gifted-handicapped ini, ungkap Reni, masih belumpopuler di Indonesia. “Ini berbeda dengan negara-negara maju seperti Amerika dan Australia. Mereka sudah memiliki perkumpulan khusus yang menangani anak-anak gifted sekaligus memiliki gangguan seperti autis dan hiperaktif atau gifted-handicapped.”

PERBEDAAN AUTIS DAN GIFTED-HANDICAPPED

Menurut Reni, membedakan anak autis sekaligus gifted memang bukan perkara mudah. “Namun orang tua yang memiliki anak gifted-handicapped biasanya akan bisa merasakan adanya kelebihan-kelebihan yang dimiliki buah hatinya.”Reni lantas mencontohkan seorang ibu yang sempat “mencurigai” kelebihan-kelebihan yang dimiliki batitanya yang autis. Si anak hiperaktif, tak mau menoleh kalau dipanggil, tapi sudah menguasai beberapa program sederhana di komputer.

Akhirnya, setelah melaluipemeriksaan di luar negeri, anak tersebut dikategorikan sebagai gifted-handicapped child. Memang sayang, instrumen penelitian untuk mengetahui keakuratan gifted-handicapped belum ada di Indonesia. “Alhasil, jika inginmengetahui anaknya gifted atau tidak, harus melalui pemeriksaan dinegara-negara maju seperti Singapura, Belanda, dan Australia,”lanjut Reni. Jadi bukan perkara gampang untuk menentukan apakah seorang anak berbakat atau tidak, termasuk pada anak autis.

Namun, tanpa perangkat tes sebetulnya bisa saja keberbakatan ini dilihat dan diukur dari performa anak secara kasat mata.

Contoh konkretnya, meski konsentrasi anak-anak autis cepat buyar dan perhatiannya mudah teralih, tapi dalam bidang tertentu ia bisamen curahkan konsentrasinya. Semisal, anak batita yang bisa mengoperasikan beberapa program komputer yang relatif njlimet untuk anak seusianya.

BUTUH PENANGANAN KHUSUS

Anak-anak berbakat sekaligus memiliki gangguan ini, ungkap Reni danAstri, memang perlu penanganan khusus. Kecepatannya dalam menerima pelajaran, contohnya, membuat mereka tak bisa disamakan dengan anak-anak normal lainnya. Jika anak lain masih berkutat di materi A, makaa nak gifted sudah bisa menguasai materi C.

Demikian halnya dengan anak-anak gifted-handicapped.Hal ini berlaku baik saat menjalani terapi maupun saat menstimulasi kognisi si anak. Untuk terapi, misalnya, anak-anak gifted-handicapped tidak bisa disamakan dengan anak-anak autis pada umumnya.Kecepatannya menerima materi terapi membuat anak gifted-handicapped cepat bosan. Tak heran jika mereka biasanya ogah diterapi yang ditunjukkan dengan sikap marah, kerewelan atau menangis saat diterapi. Meski begitu ia sangat menguasai materi terapi

STIMULASI YANG BISA DIBERIKAN

Astri menganjurkan orang tua dengan anak-anak seperti itu untuk banyak memberikan penjelasan tentang segala sesuatu yang dirasa menarik buat si kecil. Misalnya saat turun hujan, orang tua mampu menjelaskan mengapa bisa terjadi fenomena alam seperti itu. Jelaskan dengan cara sederhana dan singkat.

Begitu juga saat melihat berbagai hal menarik yang diamatinya diteve. Orang tua cukup menerangkannya secara singkat kepada si anak,sebab tak jarang konsentrasi anak-anak gifted ini pendek sehingga cepat bosan. Jangan segan-segan pula membacakan berbagai cerita menarik kepada sikecil. Setelah itu, biarkan ia menanggapinya. Agar kreativitasnya semakin terasah, orang tua juga bisa mengajukan berbagai pertanyaan kritis kepada anak.

Lengkapi juga fasilitas keluarga dengan sarana dan prasarana yang mengandung unsur edukasi, seperti buku-buku pengetahuan dan fiksi,video, mainan, alat-alat musik, alat lukis, alat permainan aktif seperti bola kaki, bola basket lengkap dengan jaring, dan sebagainya. Dengan sarana edukasi tersebut, orang tua bisa melihatsejauh mana bakat si anak. Setelah bakatnya ketahuan, orang tua bisa menyalurkan bakat si kecil lebih lanjut. Jika terlihat berbakat melukis, contohnya, orang tuabisa memasukkannya ke sanggar lukis khusus buat anak.

10 Cara Tepat Mendidik Anak Hiperaktif

10 Cara Tepat Mendidik Anak Hiperaktif

duniiakesehatan.com – 10 Cara Tepat Mendidik Anak Hiperaktif, Masalah pada anak hiperaktif dikenal juga dengan Attention Deficit Hiperactive Disorder (ADHD). Biasanya anak hiperaktif mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, sulit tidur dan sulit fokus pada satu aktivitas. Anak hiperaktif juga umumnya sulit diatur dan bertingkah sesuka hatinya.

Saat bayi, anak hiperaktif akan menunjukkan gejala terus menerus menangis dan berteriak, tidak bisa diam, susah tidur, dan lebih aktif bergerak.

Sejumlah penelitian telah dilakukan oleh para ahli di berbagai pelosok dunia untuk menyingkap penyebab pasti gangguan ini. Hasilnya, ada yang salah pada otak anak Attention Deficit Hiperactive Disorder (ADHD).

Baca juga : 5 Kelebihan Anak ADHD, Setiap Anak Itu Istimewa

Kelainan pada otak ini bisa terjadi di bagian depan otak, namun bisa pula terjadi pada senyawa kimia penghantar rangsang atau neurotransmitter. Khususnya, dari jenis dopamin dan norepinefrin. Otak anak penderita ADHD, khususnya otak kanan, memiliki ukuran yang lebih kecil.

Tapi moms, jika anak Anda hiperaktif jangan terlalu cemas ya.
Anak hiperaktif bukanlah sesuatu yang buruk jika orang tua mampu mendidiknya dengan benar. Pada dasarnya, anak hiperaktif membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang lebih besar untuk merawat dan mendidiknya.

Berikut ini adalah 10 cara yang tepat untuk mendidik anak hiperaktif, simak yuk moms!

1. Perhatikan asupan makanan anak

Seperti halnya anak autis, ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari anak hiperaktif. Yaitu makanan yang mengandung gluten dan kasein seperti tepung terigu atau susu sapi. Jika kelebihan zat ini pada pola makannya, anak akan menjadi sulit dikendalikan, marah, mengamuk. Kelebihan asupan glukosa juga tidak baik untuk anak hiperaktif.

Hindari pemberian makanan ringan, tinggi gula, tinggi garam, makanan instan, junk food. Hindari juga penggunaan penyedap makanan, pemanis buatan, dan makanan yang berkarbohidrat tinggi. Perbanyak asupan makanan dari buah dan sayuran.

2. Beritahukan kondisi anak pada lingkungan

Sifat anak yang hiperaktif seringkali cukup mengganggu jika berada di tempat umum. Beritahukan pada lingkungan tentang kondisi anak, sehingga lingkungan bisa memahami dan membantu memberikan perlakuan yang tepat.

3. Latih anak bersosialisasi

Bawa anak ke dalam lingkungan sosial yang mampu menerimanya. Ajarkan anak untuk berinteraksi dan memperhatikan orang lain, ajarkan anak untuk berkomunikasi dengan orang lain. Libatkan anak dalam kelompok bermain untuk menumbuhkan kesadarannya akan orang lain.

4. Berikan perhatian dan kasih sayang yang lebih

Kasih sayang dari orang tua sangatlah utama. Anak hiperaktif perlu diberikan kasih sayang yang lebih agar dia percaya diri, merasa aman dan nyaman dengan orang tuanya dan mau mendengarkan kata kata orang tuanya.

5. Berikan jadwal yang tepat

Beritahukan jadwal harian anak dan latih untuk melaksanakannya dengan rutin. Jangan lakukan perubahan jadwal kegiatan terlalu sering. Modifikasi pada jadwal harian bisa dilakukan jika dibutuhkan. Dengan pemberian jadwal harian ini anak menjadi lebih teratur untuk menggunakan tenaganya. Rutinitas pada jadwal yang ada juga membatasi anak untuk melakukan hal lain yang mungkin tidak sesuai.

6. Pilih gaya belajar yang tepat

Pahami kemampuan anak dalam menerima informasi. Apakah anak lebih cepat menerima informasi dengan mendengar, membaca, menggambar, atau bermain yang sifatnya motorik. Pahami kemampuan lebih anak dalam hal menerima informasi dan perkuatlah hal tersebut sebagai cara belajar yang efektif. Misalnya jika anak lebih tertarik dengan coretan atau warna, maka gunakan teknik pembelajaran dengan menggambar.

7. Kenali bakat anak

Anak dengan hiraktif atau autisme memiliki kecenderungan pertumbuhan kognitif yang lambat. Kemampuan berkomunikasi dan proses menerima informasi juga lambat. Namun bukan berarti mereka itu anak bodoh dan tidak mampu melakukan apapun. Anak hiperaktif dan autis juga memiliki kelebihan tertentu yang jika dikembangkan akan menjadi kemampuan yang luar biasa.

Penting bagi orang tua untuk mencari tahu bakat dan kemampuan anak misalnya dalam bidang musik, teknologi, seni atau lainnya. Jika bakat anak sudah ditemukan, pastikan anak menekuni hal tersebut sehingga bakatnya akan menjadi luar biasa.

8. Jangan menghukumnya

Nada tinggi atau hukuman untuk anak autisme atau hiperaktif akan mengganggu kemampuan mereka untuk berkembang. Pada anak normal, hal semacam ini mungkin hanya sebuah pelajaran yang nantinya tidak terlalu dipikirkan, karena komunikasi antara anak dengan orang tua tidak ada kendala.

Namun pada anak hiperaktif terlebih hiperaktif autis, ketika hati mereka sudah tersakiti atau ketakutan, hal ini akan sulit diperbaiki dan akan mengganggu tumbuh kembang mereka.

9. Sering berkomunikasi dengan anak

Orang tua harus terus aktif mengajak anak berkomunikasi dan jangan terlalu membedakannya dengan orang lain. Hal ini penting untuk menstimulus kemampuan berbicara pada anak dan kemampuan merespon lawan bicara.

10. Latih anak untuk menenangkan diri

Adakalanya anak menjadi lebih hiperaktif karena suatu stimulus yang tidak menyenangkan. Ajarkan anak untuk duduk diam tarik nafas dalam berulang kali sampai anak tenang kembali. Ajarkan hal ini sejak awal dalam bentuk interaksi yang menyenangkan sehingga ketika anak berada dalam kondisi tertentu yang tidak nyaman, anak bisa mempraktekkannya sesuai yang biasa dia lakukan.

Nah moms, tak ada yang sulit jika kita mau bersabar dan terus ikhtiar bukan? Jika Anda terus melatihnya, mengajari dan merawatnya dengan tepat bukan mustahil dia akan menjadi ‘sesuatu’ di masa depan. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. So, tetap semangat moms

5 Kelebihan Anak ADHD, Setiap Anak Itu Istimewa

5 Kelebihan Anak ADHD, Setiap Anak Itu Istimewa

duniiakesehatan.com – 5 Kelebihan Anak ADHD, Setiap Anak Itu Istimewa, Ketika pertama kali mendengar anak didiagnosis mengidap Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), sebagian orangtua mungkin langsung merasa cemas.

ADHD seperti yang dilansir dari Wikipedia adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Tanda dan gejala umumnya antara lain anak yang selalu tampak gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri.

Meski kadang anak ADHD dicap nakal, tapi sebenarnya dia memiliki sejumlah kelebihan. Dikutip dari blogs.psychcentral.com, anak ADHD hiperatif impulsif memiliki lima kelebihan ini. Selengkapnya, langsung kita cari tahu di sini ya.

Baca juga : 4 Langkah Menngetahui Bakat Anak ADHD

1. Gesit

Anak ADHD umumnya cepat dan gesit. Saat berada di taman bermain misalnya, dia seperti tak pernah kehabisan energi untuk berlari, melompat, memanjat pohon, dan sebagainya. Area korteks motor mereka lebih aktif sehingga mereka bisa sangat lincah dan membuatnya bisa sangat atletik.

2. Kaya Ide

Saat ingin keluar rumah, maka ia akan melakukan berbagai macam cara untuk melakukannya. Saat ingin membuka laci yang terkunci, dia bisa mencoba banyak cara untuk membukanya. Anak ADHD bisa penuh dengan ide. Setiap benda dan objek bisa jadi media untuk mencapai tujuannya. Apapun yang ada di sekitarnya bisa memicu rasa ingin tahunya.

3. Berani

Keberaniannya ini kadang yang membuat orangtua cemas. Anak ADHD bisa memiliki keberanian tinggi mencoba berbagai hal baru yang ada di sekitarnya. Dia bisa jadi yang pertama kali mengambil risiko melakukan sesuatu untuk memuaskan rasa ingin tahunya.

4. Rasa Ingin Tahunya Tinggi

Dunia penuh dengan berbagai hal menarik untuk diselidiki dan diungkap. Rasa ingin tahu anak ADH bisa sangat tinggi. Dia pun bisa mengeksplorasi berbagai hal dengan caranya sendiri. Rasa ingin tahunya ini pun bisa jadi kelebihan yang dapat mendorongnya bisa membuat penemuan baru di masa yang akan datang.

5. “Tahan Banting”

Meski saat bermain ia jatuh berulang kali, dia bisa selalu bangkit dan lanjut bermain. Saat mengikuti kegiatan olahraga, dia bisa jadi yang paling “tahan banting”. Bisa melakukan berbagai hal dan gerakan tanpa cepat merasa capek. Tapi kita sebagai orangtua sebaiknya harus selalu bisa mengawasinya agar si kecil tidak cedera.

Atlet profesional seperti Michael Phelps (seorang perenang Amerika Serikat dan pemecah rekor dunia)dan Terry Bradshaw juga mengidap ADHD. Setiap anak itu istimewa. Anak ADHD pun memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya bisa lebih unggul dari anak-anak lainnya.

4 Langkah Menngetahui Bakat Anak ADHD

4 Langkah Menngetahui Bakat Anak ADHD

duniiakesehatan.com – 4 Langkah Menngetahui Bakat Anak ADHD, Anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas atau ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) mungkin memang akan terlihat berbeda dari anak-anak lainnya. Meski kadang dianggap anak yang bandel, tapi seorang anak ADHD bisa memiliki kelebihan yang luar biasa. Dia bisa punya bakat dan keunggulan yang lebih istimewa.

Untuk membantu anak mengoptimalkan bakat yang ia punya, kita perlu mencari tahu bakat dan potensi yang dimilikinya. Dilansir dari fastbrain.com, ada empat langkah yang bisa diambil untuk mencari tahu bakat anak ADHD. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Cari tahu hal yang mahir dilakukan anak

Buat daftar soal hal-hal yang mahir dilakukan. Apa saja aktivitas atau kegiatan yang bisa dilakukan anak dengan baik. Dari sini nanti kita bisa lebih mudah mengarahkan anak menggali potensinya dari hal yang bisa dilakukan anak dengan mudah.

Baca juga : 8 Tokoh ini Ternyata Merupakan Pengidap ADHD

2. Cari tahu hal yang disukai anak

Salah satu kelebihan terbesar anak ADHD adalah semangatnya. Ketika ada sesuatu yang sangat disukai anak dan dia begitu semangat melakukannya, maka perlu bagi kita untuk mendorongnya. Maka anak pun akan total melakukan hal yang ia suka dan bisa membantunya menumbuhkan potensi terpendamnya.

3. Cari tahu pencapaian atau keberhasilan yang pernah dibuat anak

Kelebihan anak ADHD bisa jadi tak selalu sesuai atau cocok dengan lingkungan akademik dari sistem pendidikan modern. Tapi dengan daya kreativiasnya, semangatnya, kemampuan berimajinasi, dan berani mengambil risiko yang dimiliki anak, ia bisa sukses dengan caranya sendiri. Cari tahu keberhasilan atau pencapaian yang pernah didapat anak sebelumnya. Dari situ kita akan lebih mudah mengarahkannya mengasah bakatnya.

4. Sediakan ruang dan kesempatan anak untuk berproses

Aktivitas olahraga bisa membantu meningkatkan kemampuan fokus anak ADHD. Bila anak punya ketertarikan di bidang olahraga tertentu, beri ia ruang dan kesempatan untuk berlatih dengan dibimbing mentor atau pelatih yang memang sudah profesional. Bimbing anak untuk berproses sesuai kemampuannya. Fasilitasi ia untuk menampilkan kemampuan terbaiknya.

Empat langkah di atas adalah langkah-langkah sederhana dan paling dasar yang bisa dicoba. Ada baiknya untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau konselor untuk membimbing anak dengan lebih baik dan terarah.

8 Tokoh ini Ternyata Merupakan Pengidap ADHD

8 Tokoh ini Ternyata Merupakan Pengidap ADHD

duniiakesehatan.com – 8 Tokoh ini Ternyata Merupakan Pengidap ADHD, Gangguan konsentrasi atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) merupakan kelainan mental yang dapat membuat penderitanya menjadi sangat impulsif atau hiperaktif serta kesulitan untuk memusatkan perhatinnya pada suatu hal. Umumnya, ADHD diderita oleh anak-anak berusia 7 tahun atau saat menginjak usia sekolah. Namun menurut Psychoterapist Ciputra Medical Center, dr. Dharmawan A. Purnama, Sp.Kj., tercatat sebanyak 4% orang dewasa di Indonesia diketahui mengidap ADHD.

Berbagai hal dapat menjadi faktor penyebab ADHD, seperti genetik, neurokimiawi otak, hingga gangguan pada ibu hamil seperti stress, alkohol, maupun rokok. Penderita ADHD kerap mengalami masalah dalam prestasi akademik maupun pergaulan sosialnya. Meskipun begitu, bukan berarti tidak ada solusi bagi para penderitanya. Para ahli menyarankan agar penderita ADHD perlu mendapatkan perhatian khusus dari para ahli, baik dengan cara pemberian obat, konseling, pelatihan, dan lain sebagainya.

Baca juga : Bakat Besar Dibalik Gangguan Hiperaktif

Beberapa tokoh di bawah ini ternyata juga pengidap ADHD. Meskipun tidak mudah, namun mereka terbukti telah berhasil menghadap hambatan di dalam diri mereka hingga akhirnya bisa menjadi sukses di bidang mereka masing-masing. Inilah mereka.

1. Michael Phelps
Michael divonis menderita ADHD saat ia berusia 9 tahun. Sewaktu duduk di bangku sekolah, ia memang dikenal sebagai anak yang tidak bisa diam dan sulit berkonsetrasi. Selama bertahun-tahun ia harus mengkonsumsi obat untuk dapat mengontrol dirinya. Bahkan gurunya pernah berkata kepada orang tuanya bahwa Michael tidak akan bisa menjadi orang yang sukses di masa depan.

Keinginannya untuk lepas dari ketergantungan obat serta dukungan yang besar dari ibunya, Debbie Phelps, Michael menjatuhkan pilihannya pada olahraga renang yang dianggap dapat membantunya mengontrol energy serta mencegahnya untuk terus bergerak. Latihan keras dan disiplin telah membantunya untuk menyalurkan energinya menjadi sebuah prestasi yang membanggakan. Ia tercatat telah mengoleksi 22 medali emas Olimpiade dan menjadi sosok inspiratif bagi orangtua yang memiliki anak dengan ADHD.

2. Emma Watson
Meskipun tidak pernah mengatakan secara langsung, dari berbagai media diketahui bahwa Emma menderita ADHD sejak ia masih berusia anak-anak. Emma yang dikenal sebagai wanita cerdas ini diketahui telah menjalani pengobatan selama kariernya.

3. Agatha Christie
Agatha Christie merupakan penulis terlaris sepanjang masa dengan rekor penjualan sebanyak kurang lebih 4 miliar copy dan telah diterjemahkan ke dalam 103 bahasa. Namun siapa sangka jika penulis novel detektif ini ternyata memiliki kesulitan untuk bisa mengeja dengan benar. Bahkan ia cenderung tidak bisa mengingat angka dengan baik. Namun karena keuletannya untuk terus belajar, ia mampu membuktikan bahwa kondisinya bukanlah sebuah halangan.

4. Jim Carrey
Pemeran tokoh jenaka dalam film “Ace Ventura” ini merupakan sosok yang terbuka dengan ADHD yang dimilikinya. Saat duduk di bangku sekolah, ia kerap menjahili teman-teman sekelasnya. Jim diketahui telah menjalani pengobatan untuk mengontrol dirinya. Ketika ia tumbuh dewasa, ia memanfaatkan “kelemahan” tersebut dengan cara menyalurkannya kreativitas dan energinya untuk menjadi seorang komedian.

5. Michael Jordan
Jordan merupakan pebasket terhebat sepanjang sejarah sekaligus seorang pengusaha sukses. Alih-alih menyerah dengan ADHD yang dideritanya, Jordan berupaya menemukan bakatnya di bidang olahraga. Energi menggebu-gebu yang dimilikinya sukses menjadikannya sebagai seorang pengusaha sukses selepas masa pensiunnya sebagai pebasket. Ia tercatat mampu menghasilkan jutaan dollar dari berbagai bisnis dan investasi yang dimilikinya.

6. Adam Levine
Pada wawancara dalam sebuah acara televisi, Adam bercerita bagaimana ia harus berjuang mengatasi ADHD sejak usianya masih anak-anak. Berkat kegigihannya, kini Adam telah menjelma sebagai salah satu musisi yang paling berpengaruh di dunia. Ia juga menyampaikan kepada para penderita ADHD bahwa hal tersebut sejatinya bukanlah merupakan hal yang buruk, di mana mereka semestinya tidak boleh merasa berbeda dengan orang lain.

7. Caitlyn Jenner
Semasa di bangku sekolah, Jenner harus berjuang guna mendapatkan nilai bagus di sekolah. ADHD yang dideritanya cukup menyulitkannya untuk berkonsentrasi saat belajar. Namun kemudian ia menemukan bakatnya di bidang lain, yakni olahraga lari dan memutuskan untuk giat menekuni olahraga tersebut hingga ia berhasil memenangkan medali emas pada Olimpiade 1976.

8. Albert Einstein
Salah satu ilmuwan terhebat sepanjang masa ini divonis menderita ADHD ketika ia masih berusia anak-anak. Diketahui ia baru bisa berbicara pada usia 3 tahun dan sering melewatkan perkuliahan. Belum diketahui apakah kemampuan Einstein menciptakan sejumlah teori ilmiah disebabkan oleh ADHD yang diidapnya. Namun diketahui bahwa orang dengan ADHD dapat mengalami apa yang disebut hyper-focus pada apa yang disenanginya dan menghasilkan kreativitas yang tinggi.

Dari beberapa perjalanan hidup para tokoh di atas, ADHD sejatinya bukanlah sesuatu yang menakutkan apabila mendapatkan penanganan yang tepat. Bahkan banyak dari penderita ADHD yang sukses di bidang yang mereka geluti.