Alasan Jalan Pagi Di Hari Minggu

Alasan Jalan Pagi Di Hari Minggu

Duniiakesehatan.com – Berjalan di pagi hari dapat memberikan banyak manfaat kesehatan. Tampaknya saya malas berjalan, tetapi cobalah berjalan di sekitar rumah Anda atau benar-benar berkomitmen untuk pergi ke toko di dekat rumah Anda tanpa harus mengendarai sepeda motor atau mobil. Seperti dikutip dalam Health Line, berikut adalah lima alasan untuk berjalan di Minggu pagi yang cerah ini.

Jadi lebih semangat
Berjalan kaki saat kamu merasa suntuk bisa jadi lebih efektif dari secangkir kopi untuk meningkatkann energi. Berjalan meningkatkan peredaran oksigen ke seluruh tubuh. Ini juga bisa menambah level kortisol, epinephrine, dan norepinephrine yang merupakan hormon yang membantu meningkatkan kadar energi.

Mood lebih oke
Minggu sebagai hari libur seharusnya bisa bikin kamu senang. Untuk memulainya, jalan kaki. Jalan kaki membantu kesehatan mental, berdasarkan studi ini membantu mengurangi kecemasan, depresi, dan mood negatif seseorang. Bahkan ini bisa menambah harga diri dan mengurangi gejala penarikan sosial. Untuk merasakan manfaat ini, usahakan jalan cepat 30 menit atau olahraga intensitas sedang lainnya tiga hari seminggu. Kamu juga dapat memecahnya menjadi tiga jalan kaki 10 menit.

Baca juga : Penyakin Yang Sering Menyerang Wanita

Panjang umurnya
Berjalan dengan langkah lebih cepat bisa memperpanjang hidup. Para peneliti menemukan bahwa berjalan dengan kecepatan rata-rata dibandingkan dengan kecepatan lambat menghasilkan 20 persen penurunan risiko kematian secara keseluruhan. Tetapi berjalan dengan langkah cepat atau cepat (setidaknya 4 mil atau 6,4 km per jam) mengurangi risiko sebesar 24 persen. Studi ini mengamati hubungan berjalan dengan kecepatan yang lebih cepat dengan faktor-faktor seperti keseluruhan penyebab kematian, penyakit kardiovaskular, dan kematian akibat kanker.

Membentuk otot kaki
Berjalan bisa menguatkan otot-otot kaki. Untuk membangun lebih banyak kekuatan, berjalanlah di area berbukit atau di atas treadmill dengan tanjakan. Bisa juga dengan membiasakan diri naik tangga. Manfaat ini bisa lebih terasa dengan latihan lainnya seperti bersepeda atau jogging. Bisa juga melakukan latihan ketahanan seperti squat dan lunges untuk memperdalam dan memperkuat otot-otot kaki.

Bakar kalori
Berjalan dapat membantu kamu membakar kalori. Meskipun begitu, pembakaran kalori ini sebenarnya juga tergantung pada beberapa faktor, termasuk:

  • kecepatan berjalan
  • jarak yang ditempuh
  • medan (kamu akan membakar lebih banyak kalori saat berjalan menanjak daripada membakar di permukaan yang rata)
  • berat badan

Penyakin Yang Sering Menyerang Wanita

Penyakin Yang Sering Menyerang Wanita

Duniiakesehatan.com – Meskipun mereka kuat, wanita juga manusia yang rentan terhadap penyakit, yang dapat meningkat dengan perubahan gaya hidup. Misalnya, pola makan tidak teratur, kurang olahraga, pola tidur yang buruk dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Ada beberapa penyakit yang diketahui sering menyerang wanita daripada pria, seperti dikutip dalam ringkasan pembaca berikut:

Osteoarthritis
Ada beberapa penyakit yang menyerang pria dan wanita dengan cara yang berbeda, termasuk osteoarthritis (OA) yang disebabkan robekan atau kelelahan pada sendi. Gina Tran, MD dari PIH Health Family Medicine mengatakan bahwa wanita memiliki risiko mengidap OA tiga kali lebih tinggi daripada pria. “Struktur tubuh wanita bisa jadi penyebabnya karena mereka memiliki sendi yang lebih fleksibel dan tendon yang elastis daripada pria. Wanita juga cenderung memiliki pinggul yang lebih lebar, yang bisa mempengaruhi kesejajaran lutut dan menyebabkan tekanan di situ,” katanya. Kelenturan sendi tersebut sangat berguna saat hamil dan melahirkan, namun juga membuat wanita berisiko terkilir atau cedera dan pada akhirnya menyebabkan OA. Untuk menguranginya direkomendasikan untuk terus aktif secara fisik dan menjaga berat badan ideal.

Penyakit Alzheimer’s
Banyak diketahui bahwa wanita menjadi yang paling banyak mengidap penyakit ini. Alzheimer’s ditandai dengan kehilangan fungsi kognitif, seperti mengingat, dan risikonya makin meningkat seiring bertambahnya usia. Wanita cenderung hidup lebih lama ketimbang pria, genetik dan perubahan hormonal dianggap sebagai penyebab utama penyakit ini. Olahraga rutin bisa menjadi salah satu cara mengurangi risikonya, menjaga pikiran dan tubuh tetap aktif, tidur yang cukup dan makan makanan sehat.

Depresi
Menurut survei yang dilakukan oleh National Center for Health Statistics baru-baru, wanita disebutkan dua kali lebih mungkin untuk terkena depresi ketimbang pria, dengan perbandingan 10,4 vs 5,5 persen. “Wanita memiliki asal-usul biologis untuk depresi lebih banyak daripada pria dengan neurokimia yang mudah diubah. Perubahan hormon tiap bulan, pergantian dan penurunan setelah melahirkan, dan sebelum sertta selama menopause semakin menyebabkan terjadinya depresi,” kata psikolog Deborah Serani, PsyD, penulis buku Depression in Later Life. Cara wanita berpikir dan memproses emosi, sekaligus menginternalisasi stres dapat menyebabkan penurunan fungsi otak di area yang bertanggung jawab pada mood, lanjutnya. Jika kamu merasa putus asa, mudah marah, atau kewalahan, segera periksakan ke dokter, karena bisa jadi tanda-tanda depresi.

Baca juga : Kebiasaan Sederhana Yang Bisa Jaga Kesehatan

Penyakit jantung
Merupakan penyakit nomor satu yang menyebabkan kematian baik pada pria dan wanita, namun wanita diketahui lebih berisiko meninggal setelah serangan jantung dan memiliki faktor-faktor lain yang bisa membuat kondisinya menjadi lebih serius. “Pertanyaan soal mengapa wanita lebih banyak meninggal setelah tahun-tahun pertama usai serangan jantung kerap didiskusikan, dan beragam teori telah dipaparkan untuk menjelaskannya. Pemikiran paling umum adalah karena wanita ‘lebih sakit’ atau memiliki penyakit pendamping seperti diabetes, fibrilasi arteri dan merokok, ketimbang pria di usia yang sama,” terang Gerald E. Beckham, MD, dari PIH Health. Ditambah lagi, wanita sering mengalami gejala atipikal nyeri dada yang memperlambat diagnosis dan memperburuk keadaan. Untuk mengurangi risikonya, Dr Beckham menyarankan 30 menit olahraga tiap lima hari dalam seminggu, diet sehat, dan cek rutin untuk kolesterol, diabetes dan tekanan darah tinggi.

Kecemasan
Beberapa studi menyebutkan bahwa wanita dua kali lebih mungkin terserang gangguan kecemasan ketimbang pria. Alasannya adalah hormon yang fluktuatif dapat memicu perasaan cemas, terutama kadar pelepas kortikotropin (CRF) yang rendah, yakni hormon yang mengatur respons stres. “Karena CRF lebih rendah pada wanita sehingga membuatnya dua kali lebih rentan daripada pria soal gangguan terkait stres,” kata Dr Serani. Salah satu studi menunjukkan bahwa wanita yang memiliki kecemasan tingkat tinggi 59 persen lebih mungkin mengalami serangan jantung dan 31 persen lebih mungkin cepat meninggal karenanya. Gejala-gejala seperti pikiran cemas, menghindari aktivitas harian dan memiliki gejala fisik seperti berdebar-debar atau sesak napas, dialami oleh orang yang mengidap gangguan ini. Segera periksa ke dokter terdekat.

PTSD
Seringkali gangguan mental post-traumatic stress disorder (PTSD) diasosiasikan dengan tentara lelaki (trauma saat berperang atau latihan militer), namun wanita justru memiliki tingkat lebih tinggi mengidap kondisi ini. “Wanita dua kali lebih mungkin mengalami PTSD ketimbang pria karena mereka lebih mudah emosional, terpapar pelecehan seksual dan fisik daripada pihak pria. Mereka juga cenderung menjadi korban trauma di masa kecil daripada anak lelaki,” kata Dr Serani.

Masalah kencing
Anatomi tubuh wanita menjadi penyebab mengapa mereka sering mengalami infeksi salurang kencing, inkontinensia urin atau ‘beser’ ketimbang pria. Leslie Gonzalez, MD, dokter obstetri dan ginekologi dari PIH Health mengatakan karena saluran kencing wanita dekat dengan vagina dan rektum di mana banyak bakteri hidup. “Melahirkan, usia dan obesitas meningkatkan risiko inkotinensia pada wanita. Kehamilan menyebabkan peregangan pada otot pelvis yang sangat krusial sebagai pendukung saluran kencing dan leher uretra, dan bisa berdampak jangka panjang,” jelasnya. Meminum banyak air secara rutin bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut. Dan jika perlu, olahraga senam pelvis.

Lupus
Lupus merupakan penyakit autoimun yang lebih banyak wanita daripada pria, umumnya bahkan di usia muda. Diperkirakan karena tingginya kadar estrogen, dikombinasikan dengan faktor lingkungan.Beberapa riset terkait genetik baru-baru ini menyatakan adanya dua kromosom X pada wanita menaikkan risiko terkena penyakit ini. Karena gejalanya pun bermacam-macam dan kadang rancu, lupus bisa sulit didiagnosis. Gejala-gejala yang perlu kamu perhatikan adalah sebagai berikut: nyeri sendi dan otot, ruam di wajah, kelelahan dan nyeri dada. Segera periksakan ke dokter bila mengalaminya.

Kebiasaan Sederhana Yang Bisa Jaga Kesehatan

Kebiasaan Sederhana Yang Bisa Jaga Kesehatan

Duniiakesehatan.com – Generasi milenium adalah istilah bagi mereka yang lahir dari tahun 1980 hingga 2000. Jika dimasukkan, kemungkinan besar ia juga akan menjadi salah satu generasi millenial yang memiliki kesulitan dalam menjaga kesehatan. Dunia modern dengan berbagai kebiasaan tidak sehat seperti gaya hidup yang kurang gerak, pola makan dan tidur yang buruk, dan kurang olahraga dapat meningkatkan risiko kematian anak muda.

Alasan ‘menikmati hidup selagi muda’ tak bisa mencegahmu dari menjaga kesehatan. Erin Synder, MD, seorang profesor kedokteran dan klinis di University of Alabama mengatakan semakin cepat kita membiasakan hidup sehat, semakin mudah untuk menjaganya.

Dikutip dari SELF, berikut kebiasaan simpel yang bisa kamu coba lakukan mulai dari sekarang:

Medical check up setidaknya sekali dalam setahun

Kesibukan seharusnya tak menjadi alasanmu untuk mengabaikan kesehatanmu dan tidak sempat untuk mengecek kesehatan secara rutin. Medical check up tak perlu sering-sering dilakukan, bisa dilakukan setidaknya sekali dalam setahun atau enam bulan sekali.Biasanya dalam medical check up akan ditawarkan paket, bergantung dari paket mana yang kamu ambil, kamu bisa mengecek secara rutin kesehatanmu. Bisa jadi ada penyakit yang diam-diam berada di tubuhmu, masa ingin diabaikan? Kemudian, sangat disarankan untuk memiliki satu dokter yang dirasa cukup nyaman untuk konsultasi, dan buatlah check up tahunan bersama dokter tersebut, sehingga kamu memiliki riwayat klinis. “Kamu punya seseorang yang mengetahuimu dan riwayatmu, dan kamu merasa nyaman berbicara dengannya,” kata Amber Tully, MD, seorang dokter keluarga di Cleveland Clinic.

Bergeraklah sesuai yang kamu senangi

Sudah jelas olahraga sangat esensial untuk kesehatan yang baik bagi usia berapapun. Namun bagi milenial di usia 20 hingga 30-an, merutinkan olahraga sangat baik untuk membuatmu tetap awet muda dan terhindar dari penyakit degeneratif di usia tua nanti. Dr Synder menyebut rentang usia tersebut merupakan waktu yang sangat baik untuk membiasakan berolahraga. Saat hidupmu terasa berantakan, olahraga bisa membantumu termotivasi. Misalnya, kamu mencoba setahun menikmati olahraga yoga, tak terasa kamu akan terbiasa untuk memprioritaskan waktu untuk hal itu sesibuk apapun kegiatanmu. Carilah aktivitas olahraga yang kamu senangi, mau di dalam gym atau di luar ruangan. Atau yang ekstrem sekalipun. Jika kamu belum menemukannya, saat bereksperimen mencoba beberapa jenis olahraga, siapa tahu jatuh cinta. Setelah itu, rutinkan waktu berolahraga sesuai jadwal yang terbaik untukmu.

Baca juga : Waktu Yang Tepat Berolah Raga Jika Anda Kerja Malam

Daripada membeli, coba memasak

Generasi milenial dengan kehidupan modern-nya mungkin akan lebih nyaman dan terbiasa untuk membeli makanan ketimbang memasak, menimbang sedikitnya waktu yang dipunyai. Padahal, memasak tidak memerlukan skill yang sangat tinggi, lho. “Belajar memasak merupakan skill vital untuk dilakukan di usia 20-an. Tujuannya adalah untuk membuat daftar dari makanan yang disukai, sehingga membuatnya jauh lebih mudah untuk mengisi tubuh dan pikiran dengan cara apapun yang membuatmu merasa lebih baik, plus hal itu bisa jadi cara yang hebat untuk menghemat uang,” jelas Dr Synder. Kamu bisa membiasakan diri untuk memasak mulai dengan mempersiapkan bahan-bahannya di malam hari. Dengan memasak, kamu juga bisa bereksperimen soal rasa yang kamu inginkan. Memasak tidak perlu sulit, kamu bahkan juga bisa menemukan beberapa resep yang mudah di internet.

Begadang jangan begadang?

Tidur yang cukup mungkin menjadi barang langka bagi generasi milenial. Padahal tidur cukup dan baik juga menjadi salah satu kunci penting bagi kesehatan, namun dengan terbatasnya waktu sering diabaikan dan disepelekan. Waduh! Kurangnya waktu tidur tidak hanya membuatmu merasa ngantuk di siang hari, namun juga membuatmu mudah marah dan sulit untuk fokus. Alhasil, aktivitasmu bisa terganggu bahkan terhambat. Cobalah untuk memprioritaskan tidur 6-7 jam sehari, mempraktekkan sleep hygiene, dan membiasakan waktu tidur dan bangun yang sama. Seperti kata Rhoma Irama: Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya. Begadang boleh saja, kalau ada perlunya!

Jangan stres-stres amat

Generasi milenial tercatat tinggi soal mengalami depresi dan stres. Dengan kehidupan modern yang super hectic, sudah jelas kesehatan jiwa bisa menjadi sangat rentan. Oleh karena itu, sangat penting untukmu menyisihkan waktu sebagai manajemen stres. Bisa jadi apa saja, olahraga, meditasi, quality time bersama teman, bersantai sambil membaca buku, terapi, bahkan detoks media sosial. Apapun! Dr Synder mencatat untuk membuatnya konsisten agar menjadi kebiasaan. “Kamu butuh untuk meluangkan waktu, menjadwalkannya dalam kalender juga bisa membantu,” lanjutnya.

Selalu pakai tabir surya

Kulit yang sehat dan kencang menjadi salah satu ‘harta’ para generasi milenial. Terkadang untuk urusan menjaga kulit dianggap hanya kerjaan wanita, namun mengenakan tabir surya bukanlah sesuatu yang memalukan untuk pria. Tinggal di negara tropis dengan siraman sinar matahari hampir sepanjang waktu bisa meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Mengenakan tabir surya adalah cara paling baik untuk mengurangi efek paparan radiasi sinar ultraviolet, yang bisa merusak kulit dan menyebabkan penuaan dini. Gunakan tabir surya di wajah dan leher tiap kali kamu bepergian keluar, dengan SPF setidaknya 30 atau disesuaikan dengan warna kulit. Gunakan juga kacamata hitam dengan perlindungan UV, batasi waktu berada di luar ruangan ketika siang hari atau sinar matahari terik, dan gunakan pakaian panjang, topi ataupun payung.

Waktu Yang Tepat Berolah Raga Jika Anda Kerja Malam

Waktu Yang Tepat Berolah Raga Jika Anda Kerja Malam

Duniiakesehatan.com – Bekerja di luar jam kerja secara umum sebenarnya rentan membuat kesehatan kacau. Bisa jadi diet dan olahraga diabaikan karena kesulitan mengatur waktu.
Terutama pekerja yang menjalankan shift malam bekerja dari malam hingga subuh. Olahraga di pagi hari tidak memungkinkan karena tubuh lelah. Jika Anda tidak berolahraga, kesehatan benar-benar terganggu. Hmm … bagaimana?

Dikutip dari Live Strong, ada tiga waktu yang bisa disesuaikan pada jadwalmu untuk menyempatkan berolahraga. Pilihlah waktu yang dirasa sesuai dan bisa berkomitmen melakukannya secara rutin. Di luar itu, tetaplah menjaga kesehatan dengan makan teratur yang sehat dan cukup tidur.

Yang pertama adalah sebelum kerja. Bekerja shift malam tak berarti kamu merasa segar sebelumnya, karena secara alamiah kerja tubuh melambat di malam hari. Jika kamu merasa lelah, moody atau lesu, kamu bisa mengatasinya dengan berolahraga ketimbang minum segelas kopi.

“Olahraga melawan stres dan rasa cemas, meningkatkan daya tahan, konsentrasi dan fokus serta meningkatkan energi dan mood,” demikian dilaporkan situs Mayo Clinic.

Kamu bisa menyiasatinya dengan berolahraga sebelum berangkat kerja, misal melakukan aktivitas kardio seperti berenang, bersepeda, atau lari selama 30 menit. Bersepeda ke tempat kerja juga bisa menjadi pilihan, lalu pertimbangkan untuk menggunakan tangga.

Baca juga : Taukah Anda Di Usia Ke 27 Tahun Kesehatan Akan Menurun

Waktu kedua adalah saat bekerja. Dengan segala macam hiruk pikuk kegiatan saat bekerja, rasanya tak mungkin berolahraga saat bekerja. Belum lagi, berolahraga saat dini hari rasanya tidak cocok. Eits, tidak begitu, lho sebenarnya.

Kamu bisa menyimpan dumbbell ringan, mungkin berukuran 1 kg, di kantor, untuk bisa kamu gunakan di sela-sela waktu kerja. Push-up dan berjalan sekitaran kantor juga bisa menjadi alternatif yang baik.

Waktu ketiga tentu saja saat usai bekerja. Rasa lelah dan ngantuk mungkin akan menjadi alasan terbesarmu menghindari olahraga. Jika shift bekerjamu usai sekitar jam 6 atau 7 pagi, kamu bisa berolahraga ringan seperti berjalan-jalan atau yoga selama 10-15 menit. Olahraga ini bisa membantumu untuk tidur lebih nyenyak dan tanpa stres.

Taukah Anda Di Usia Ke 27 Tahun Kesehatan Akan Menurun

Taukah Anda Di Usia Ke 27 Tahun Kesehatan Akan Menurun

Duniiakesehatan.com – Maraknya aktivitas olahraga dan semua jenis diet dapat membuat kita berpikir bahwa kesadaran dan upaya untuk hidup sehat semakin besar, terutama di kalangan milenium. Namun, sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa generasi milenial sejati tidak lebih sehat daripada Generasi X yang sebelumnya. Dan penurunan kesehatan dimulai pada usia yang sangat dini, yaitu usia 27 tahun.

Para peneliti dari Blue Cross Blue Shield Association menganalisis data dari klaim asuransi kesehatan bagi 55 juta milenial di Amerika Serikat. Milenial tersebut berada pada rentang usia 21 hingga 36 tahun pada tahun 2017 studi ini dilakukan.

Berdasarkan indeks kesehatan optimal 100 dari perusahaan asuransi, studi ini menemukan bahwa skor rata-rata untuk milenial adalah sekitar 95. Secara keseluruhan, kesehatan milenial mulai menurun di usia 27, lebih awal dari perkiraan

Mereka juga menemukan bahwa milenial yang lebih tua (usia 34-36) memiliki tingkatan tinggi pada 10 masalah kesehatan tertinggi daripada generasi X ketika mereka berada di usia yang sama. Masalah kesehatan seperti depresi, diabetes, tekanan darah tinggi dan penggunaan obat-obatan terlarang.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Studi tersebut menyatakan masalahnya terletak pada upaya pencegahan, karena kondisi ini diperburuk dengan obesitas yang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, seperi hipertensi dan diabetes.

Baca juga : Bakat Besar Dibalik Gangguan Hiperaktif

“Contohnya, banyak milenial yang tak selalu berpikir mereka perlu rutin mengecek tekanan darah, namun hal itu bisa memberikan dampak yang berbeda pada kesehatan dan perilaku mereka,” jelas Dr Vincent Nelson, wakil presiden dari Blue Cross Blue Shield Association, dikutip dari Health Line.

Ia menyebut studi ini penting karena bisa mengidentifikasi masalah dan masih ada waktu untuk mengatasinya. Nelson menyarankan bagi para milenial untuk lebih proaktif, misalnya skrining untuk hipertensi, diabetes dan kadar kolesterol.

“Dalam beberapa kasus, semuanya kembali pada menjaga berat tubuh ideal. Lebih aktif secara fisik, jangan merokok. Jika kamu merasa depresi, kewalahan, mintalah bantuan. Berbicaralah dengan teman, keluarga, atau ke dokter. Kami tahu bahwa perubahan sikap dapat membuat perbedaan besar. Dan tak butuh lama untuk mendapatkan manfaat kesehatannya,” tandas Nelson.